Rabu, 30 November 2011

EKONOMI / SMA

INVESTASI
Investasi memegang peranan yang penting dalam suatu perekonomian. Banyak negara berusaha agar investasi di dalam negeri selalu meningkat setiap bulan. Berbagai cara dilkukan agar investor menanamkan modal, antara lain dengan memberikan keamanan yang lebih baik, upah buruh yang kebih rendah, dan kemudahan peraturan pendirian perusahaan.
Investasi dalam kehidupan sehari-hari diartikan penanaman modal. Namun, investasi dalam pengertian ekonomi berbeda dengan investasi dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang mempunyai uang dan kemudian membeli saham di pasar modal dengan uangnya tersebut, dalam ekonomi tidak diartikan sebagai investasi.
Definisi investasi dalam ekonomi adalah penegluaran penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Keputusan mengenai apakah masyarakat produsen akan melakukan investasi atau tidak pada dasarnya dilakukan dengan cara membandingkan antara (MB) dan (MC) dari proyek tersebut. sebuah proyek investasi berupa keuntungan yang diramalkan akan diperoleh dari proyek tersebut  (r)), sedangkan proyek yang sama merupakan tingkat bunga  (i)) yang harus dibayar atas dana pinjaman yang diperoleh produsen dari pihak lain. Produsen akan bersedia melakukan investasi apabila nilai keuntungan yang diramalkan lebih besar dibanding tingkat bunga pinjaman yang harus dibayarkan.
·         Tingkat Keuntungan yang Diramalkan/ Expected Rate of Return (r)
Pengeluaran investasi didorong olej keinginan memperoleh keuntungan. Peruasahaan/ produsen akan membeli barang modal hanya apabila mereka yakin pembelian tersebut menguntungkan.

Contoh:
Seorang pemilik usaha kue akan membeli oven listrik seharga Rp. 5.000.000,-. Ia memperkirakan dengan mesin baru itu akan meningkatkan output yang diproduksi dan hasil penjualan meningkat. Misalnya produsen meramalkan pendapatan bersih dari penggunaan oven baru ini ( setelah dikurangi biaya operasional yang lain) sebesar Rp. 5.500.000,-. Dengan demikian pendapatan bersih sebesar ini mampu menutup biaya pembelian mesin baru sebesar Rp. 5.000.000,00 dan masih menyisakan keuntungan sebesar Rp. 500.000,-. Dengan membandingkan keuntungan yang diramalkan, akan diperoleh biaya pembelian oven. Dengan demikian kita temukan, bahwa nilai expected rate of return (r) atas pebelian oven tersebut sebesar:
·         Tingkat Bunga / Dari contoh pembelian oven diatas apabila dana yang digunakan untuk pembelian tersebut diperoleh produsen dengan meminjam kepada bank, maka pembahasan mengenai biaya bunga menjadi hal yang tidak dapat terhindarkan. Misalnya apabila kita ambil contoh tingkat bunga pinjaman bank sebesar 7%, maka biaya bunga yang harus dibayarkan sebesar 7% x Rp.5.000.000,- = Rp.  350.000,-.
Kita tahu bahwa pembelian oven menghasilkan perkiraan keuntungan sebesar Rp. 500.000,-, sedangkan biaya bunga yang dibayar produsen sebesar Rp. 350.000,-. Maka jelaslah bahwa keuntungan yang diramalkan lebih besar dibandingkan biaya bunga yang harus dibayar produsen. Oleh karena itu bisa dikatakan proyek investasi pembelin oven listrik ini dapat dilakukan karena akan menghasilkan keuntungan bagi produsen.
Dengan demikian dapat disimpulkan  bahwa sebuah proyek investasi dapat dilakukan apabila nilai tingkat keuntungan yang diramalkan (r) > tngkat bunga (i) r > i atau paling tidak nilai tingkat keuntungan yang diramalkan (r) = (i) r = i.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review